Tugu Khatulistiwa Ramai Dikunjungi Ketika Terjadi Titik Kulminasi Matahari

 

Tugu Khatulistiwa atau Equator Monument berada di Provinsi
Kalimantan Barat, tepatnya di Jalan Khatulistiwa,
Kecamatan Pontianak Utara (Siantan) – Kota Pontianak
yang menjadi Ibukota Provinsi Kalimantan Barat. Lokasinya berada sekitar 3 km
dari pusat Kota Pontianak menuju arah Terminal Batu Layang.
Tugu
Khatulistiwa
menjadi salah satu destinasi wisata yang ada di Kota Pontianak dan selalu
dikunjungi masyarakat, khususnya wisatawan yang datang ke Kota Pontianak. Tugu Khatulistiwa
menjadi menarik jika Anda ingin menikmati peristiwa Titik Kulminasi Matahari.
Peristiwa
titik kulminasi Matahari itu terjadi setahun dua kali, yakni antara tanggal
21-23 Maret dan 21-23 September
. Fenomena alam yang unik inilah menjadi
event tahunan kota Pontianak yang menarik untuk dikunjungi oleh wisatawan lokal
maupun wisatawan asing.
Peristiwa
penting dan menakjubkan di sekitar Tugu Khatulistiwa adalah saat terjadinya
titik kulminasi matahari, yakni fenomena alam ketika Matahari tepat berada di
garis khatulistiwa. Pada saat itu posisi matahari akan tepat berada di atas
kepala sehingga menghilangkan semua bayangan benda-benda dipermukaan bumi.
Pada
peristiwa kulminasi tersebut, bayangan tugu akan “menghilang”
beberapa detik saat diterpa sinar Matahari. Demikian juga dengan bayangan
benda-benda lain di sekitar tugu.
Tugu Khatulistiwa, Sumber Gambar: Wikipedia Bahasa Indonesia

 

Catatan pada Tugu Khatulistiwa:
Dalam
catatan tersebut disebutkan bahwa : Berdasarkan catatan yang diperoleh
pada tahun 1941 dari V. en. W oleh Opzichter Wiese dikutip dari Bijdragen tot
de geographie dari Chef Van den topographischen dienst in Nederlandsch-
Indië : Den 31 sten Maart 1928 telah datang di Pontianak satu ekspedisi
Internasional yang dipimpin oleh seorang ahli Geografi berkebangsaan Belanda
untuk menentukan titik/tonggak garis Equator di kota Pontianak dengan
konstruksi sebagai berikut :
  1. Tugu pertama dibangun tahun
    1928 berbentuk tonggak dengan anak panah.
  2. Tahun 1930 disempurnakan,
    berbentuk tonggak dengan lingkarang dan anak panah.
  3. Tahun 1938 dibangun kembali
    dengan penyempurnaan oleh opzicter / architech Silaban. Tugu Khatulistiwa
    yang asli masih dapat kita lihat pada bagian dalam bangunan yang sekarang.
  4. Tahun tahun 1990, Tugu
    Khatulistiwa kembali direnovasi dengan pembuatan kubah untuk melindungi
    tugu asli serta pembuatan duplikat tugu dengan ukuran lima kali lebih
    besar dari tugu yang aslinya. Peresmiannya dilaksanakan pada tanggal 21
    September 1991.
Bangunan
tugu Khatulistiwa terdiri dari 4 buah tonggak kayu belian (kayu besi),
masing-masing berdiameter 0,30 meter, dengan ketinggian tonggak bagian depan
sebanyak dua buah setinggi 3,05 meter dan tonggak bagian belakang tempat
lingkaran dan anak panah penunjuk arah setinggi 4,40 meter.
Diameter
lingkaran yang ditengahnya terdapat tulisan EVENAAR ( dalam bahasa Belanda yang
berarti Equator) sepanjang 2,11 meter. Panjang penunjuk arah 2,15 meter.
Tulisan
plat di bawah anak panah tertera 109o 20′ OLvGr menunjukkan letak berdirinya
tugu khatulistiwa pada garis Bujur Timur.
Pada
bulan Maret 2005, Tim Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) melakukan
koreksi untuk menentukan lokasi titik nol garis khatulistiwa di Kota Pontianak.
Koreksi dilakukan dengan menggunakan gabungan metoda terestrial dan
ekstraterestrial yaitu menggunakan global positioning system (GPS) dan
stake-out Titik Nol Garis Khatulistiwa Dikoreksi.
Hasil
pengukuran oleh tim BPPT menunjukkan bahwa posisi tepat Tugu Khatulistiwa saat
ini berada pada 0 derajat, 0 menit, 3,809 detik lintang utara; dan, 109
derajat, 19 menit, 19,9 detik bujur timur.
Sementara,
posisi 0 derajat, 0 menit dan 0 detik ternyata melewati taman atau tepatnya 117
meter ke arah Sungai Kapuas dari arah tugu saat ini. Di tempat itulah kini
dibangun patok baru yang masih terbuat dari pipa PVC dan belahan garis
barat-timur ditandai dengan tali rafia.
Mengenai
posisi yang tertera dalam tugu (0 derajat, 0 menit dan 0 detik lintang, 109
derajat 20 menit, 0 detik bujur timur), berdasarkan hasil pelacakan tim BPPT,
titik itu terletak 1,2 km dari Tugu Khatulistiwa, tepatnya di belakang sebuah
rumah di Jl Sungai Selamat, kelurahan Siantan Hilir.
Pada
tahun 2014 kemarin di Sekitar tugu Khatulistiwa akan dibangun tempat wisata
air, pembangunannya sudah mulai berjalan dan direncanakan akan rampung pada
tahun 2015.
Bagi
sobat blogger yang kebetulan berkunjung ke kota Pontianak, jangan lupa mampir ke Tugu
Khatulistiwa
ya. Di jamin Anda tidak akan menyesal untuk mampir disana, karena
menawarkan beragam keindahan yang unik dan menarik. Tugu Khatulistiwa tidak
bisa Anda temukan di tempat lain di Indonesia selain di Kota Pontianak.

27 thoughts on “Tugu Khatulistiwa Ramai Dikunjungi Ketika Terjadi Titik Kulminasi Matahari”

    1. Panas Pontianak emmang. Tapi panasnya masih pure dari alam. Tidak ada panas POLUSI seperti di kota lainnya. I love Pontianak

    2. @Kang Jumanto: Pontianak memang panas, maklum tepat di garis katulistiwa, tapi benar kata kang asep, panasnya benaran dari alam bukan dari polusi kendaraan.

    3. @Asep: Iya benar banget tu kang asep, pontianak masih asli dari alam panasnya…..coba kota lain waduh….panas nya boooo

  1. wah gimana ya sensasinya melihat tugu disiang hari tanpa ada bayangan yamas.
    sayangnya jauh banget dari tempat saya nih tugu khatulistiwanya

    1. Rencanain aja Kang Yanto, nanti bakalan ada wahana permainan, Happy Family namanya….makin seru lagi tu, jadi bukan pada saat titik kulminasi aja yang rame tapi tiap minggu pasti rame

  2. Pasti seneng banget kalo bisa lihat secara langsung fenomena melihat matahari tepat berada di garis khatulistiwa… kalo dibekasi adanya tugu patriot 🙂

    1. Hahahaha, sekali2 berkunjung langsung kepontianak gan….pasti asik

  3. wahhhh sepertinya jika menghabisnya hari di tugu khatulistiwa ini pada saat titik kulminasi Matahari panas banget yah kang tapi kayaknya asik nih jadi kpengen main 🙂

    1. Wah titik kulminasi kan sebentar aja tu momennya kang, seleps itu kembali seperti biasa…..kalau soal matahari si panasnya jangan di tanya….udah pasti bikin gosong

    2. @Ainul: kapan2 silahkan main ke pontianak gan….apalagi pas ada event gini…jadi makin lengkap

  4. Dijadiin tempat hunting buat para komunitas photographer bagus juga nih.. tapi bakalan panas.. behh 😀

    1. Ohh ya mas 😀 maaf sebelumnya salam kenal 😀 kunjungan perdana nih 😀 tolong di polbek yahhh 🙂

    2. Salam kenal, dengan senang hati akan dilakukan juga kok Mas Dindin, pasti di fol back

    3. Berdasarkan pantauan saya, memang banyak para fotografer hunting, banyak objek yang bisa di jadiin foto

  5. buset deh lengkap juga tulisannya ya niel…muantab…hampir aja saya kira anda yang bangun hehehee….tapi beberapa kali juga aku kesana sambil foto-foto….memang muantab…dan yang jelas daerah yang dilalui tugu khatulistiwa cuacanya sangat labil, makanya banyak pawang hujan yang gagal…heheheeee…iya gak bro…

    1. Lengkap begitu tulisannya kan udah ada yang ngumpulin tu Mbah Dinan…..yang bangun tentu saja bukan saya tapi orang…..kalau soal cuaca si sebenarnya memang labil, alias ga menentu gitu.

  6. wah bagaimana ya rasanya jika bayangan tubuh ini tidak ada padahal sinar matahari terasa panasnya.. saya baru tahu mengenai info tugu khatulistiwa ini mas,, makasih atas infonya..

    1. Iya sama2 Mbak Ana, semoga suatu saat dapat berkunjung juga ke pontianak ya dan jangan lupa mampir ke tugu khatulistiwa

  7. sayang rasanya melewatkan pristiwa yang datangany hanya dalam tahunan ya mas, apalagi mereka yang dekat dengan tugu tersebut, kalau mas ada rekamannya, bisa dong di share di sini 😀

    1. Kalau rekaman pribadi si saya tidak punya, kalau tidak salam udah ada di youtube Pa Ibra, mudah2an masih jelas….

    1. kan bisa direncanakan dulu kalau mau pergi gan biar persiapan gitu

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *